Abu Rib'i Hanzhalah, Sekretaris Rasulullah saw.

Imam Muslim meriwayatkan sebuah hadits dari Abu Rib'i Hanzhalah dengan kata-kata : 

'An Abi Rib'iyyin Hanzhalatabnirrabii'il Usayyidi al Katibi ahadi kuttabi Rasulillahi Shallallahu 'alaihi Wasallama. 
"Dari Abi Rib'iyyin Hanzhalatabnirrabii'il Usayyidi, salah seorang sekretaris Rasulullah Saw".

Ini berarti     :
1. Hanzhalah adalah Sekretaris Rasulullah Saw
2. Ada lagi Sekretaris Rasulullah Saw. yang lain

Dari penelitian para ahli (Diantaranya Prof. Dr. Muhammad Mustafa Azami) disebutkan bahwa seluruh Sekretaris Rasulullah SAW tidak kurang dari 65 orang. Adapun Hanzhalah disebut demikian karena beliaulah sekretaris utama Rasulullah SAW. dan oleh beliaulah disimpan stempel Surat/Cap Nabi yang berisi lafadz Allahu, Rasul, Muhammad berurutan dari atas ke bawah.
Biasanya ia mengikuti kemanapun Rasulullah pergi dengan :"Ikutilah aku dan ingatlah aku dengan segala sesuatu karena tiga!". Ini merupakan isyarat bahwa penyelesaian surat-surat seperti membalasnya tidak boleh melebihi tiga hari lamanya. Tentu saja aa pembagian tugas diantara sekian banyaknya Sekretaris nabi.

Surat-surat Rasulullah SAW. diawali dengan "Bismika Allahumma" pada awalnya. Kemudian menjadi "Bismillah" setelah turun ayat 41 surat Huud, Lalu secara lengkap menjadi "Bismillahirrahmanirrahim"
setelah turun ayat 30 Surat An-Naml. Hal ini pernah menimbulkan keberatan dari pihak Quraisy pada saat pembuatan surat perjanjian damai antara kaum Muslimin dengan penduduk Mekah pada saat Perdamaian Hudaibiyah di bulan Dzulhijjah penghujung tahun keenam Hijriyah (Dr. Muhammad Sa'id Ramadhan Al Buthi - Sirah Nabawiyyah). Suhail bin Amir utusan Quraisy berkeberatan dengan lafadz Bismillahirrahmanirrahim, dan mereka lebih memilih Bismika Allahumma. Rasulullah pun mengalah dan itulah yang dicantumkan pada piagam perdamaian  itu meskipun pada waktu itu para sahabat merasa berkeberatan.

Pembagian tugas diantara para Sekretaris itu jelas dengan adanya :
  1. Para pencatat wahyu seperti Zaid bin Tsabit yang kemudian ditugaskan untuk   menyalin Al-quran  secara lengkap pada masa pemerintahan Khailfah Ustman.
  2. Para Sekretaris yang bertugas mencatat urusan kenegaraan seperti menulis surat-surat untuk para Raja. Dalam hal ini Zaid bin Tsabit pernah belajar bahasa Suryani hingga mahir hanya dalam waktu 17 hari.
  3. Sekretaris yang menulis akad-aka perjanjian seperti Ali bin Abi Thalib, yang menulis isi piagam perjanjian Hudaibiyah.
  4. Sekretaris yang menulis akad perjanjian utang-piutang antar penduduk seperti Abdullah bin Al Arqam.
  5. Sekretaris yang mendata rampasan perang seperti Mu'aqib bin Abi Fatimah ad-Dausi.
Hanzhalah pernah menyatakan dalam hadits Myslim : "Saya bertemu denganAbu Bakar R.A Kemudian ia bertanya :"Bagaimana keadaanmu wahai Hanzhalah? "Saya menjawab : "Hanzhalah telah munafik". Abu Bakar berkata :"Subhannalllah! apa yang kau katakan?" saya menjawab :"Kalau kami berada di hadapan Rasulullah dan beliau menceritakan tentang Surga dan neraka seolah-olah kami melihat dengan mata kepala, tetapi bila kami keluar dari hadapan beliau dan bergaul dengan isteri dan anak-anak serta menghadapi berbagai macam urusan maka kami sering lupa". Abu Bakar berkata :"Demi Allah kami juga seperti itu!". Kemudian saya dan Abu Bakar pergi dan menghadap Rasulullah Saw. Saya berkata :
Wahai Rasulullah ! Hanzhalah telah munafik "Rasulullah SAW berkata : "Mengapa demikian?" saya berkata :"Wahai Rasulullah jika kami berada dihadapan engkau dan menceritakan tentang Surga dan neraka. Maka seakan-akan kami melihat dengan mata kepala, tetapi bila kami keluar dari hadapan beliau dan bergaul dengan isteri dan anak-anak serta menghadapi berbagai macam urusan maka kami sering lupa". Rasulullah Saw bersabda :"Demi zat yang jiwaku ditangannya. Seandainya kamu tetap istiqamah untukberperilaku seperti yang kamu lakukan disisiku, para Malaikat akan menyalamimu ditempat-tempat dudukmu, di jalan-jalan dan ditempat tidurmu. Tapi Hanzhalah, hal itu bertahap dari waktu kewaktu.

Hadits ini kemudian dimasukkan oleh Imam Abu Zakariya, Yahya bin Syaraf An-Nawawy sebagai penjelas dari surat Al-Hadid ayat 16 :"Belumkah datang waktunya bagi orang-orang yang beriman untuk tunduk hati mereka mengingat Allah dan kepada kebenaran yang telah turun (kepada mereka), dan janganlah mereka seperti orang-orang syang sebelumnya telah diturunkan Al-Kitab kepadanya, kemudian berlalulah masa yang panjang atas mereka. lalu hati mereka menjadi keras. Dan banyak di antara mereka yang menjadi orang-orang fasik".

Kekhusyuan kita baik berupa amal hati maupun amal lahir tidak boleh melupakan apa yang telah Rasulullah tanamkan pada diri kita berupa Al-quran dan Sunah beliau.

Seluruhnya bahkan menjadi petunjuk dalam hidup ini kapan dan dimanapun kita berada. Kelupaan kita mudah-mudahan akan diamuni Allah Swt. seiring dengan do'a yang senantiasa kita panjatkan kepadanya :"Ya Tuhan kami, janganlah engkau hukum kami jika kami lupa atau melakukan kesalahan. Ya Tuhan Kami, janganlah engkau bebani kami dengan beban berat sebagaimana engkau bebankan kepada orang-orang sebelum kami. Ya Tuhan kami janganlah engkau pikulkan kepada kami apa yangtidak sanggup kami memikulnya. Maafkanlah kami, ampunilah kami dan rahmatilah kami. Engkaulah Pelindung kami,  maka tolonglah kami menghadapi orang-orang kafir". Surat AL-baqarah aya 286.

Dzikir kepada Allah jadinya harus senantiasa mewarnai kita ketika kita berhadapan dengan masalah hidup ini, selamanya ingat kepadanya dan berlindung kepadanya.
Mudah-mudahan seluruhnya menjadi hiasan diri yang tidak lekang dilewati umat ini semenjak Rasul-Nya Muhammad Saw. berbicara kepada umat Islam generasi awal. Jangan sampai kita menjadi kelompok munafik, fasik dan pemilik hati yang keras yang tidak mau menerima lagi pesan Rasulullah Saw. untuk kita. Apapun yang kita hadapi hendaknya dijadikan pengasah diri penybab semakin dekatnya kita kepada Allah Swt. ! Amin!


Oleh : H. Oim Abdurrochim (Staf Perpustakaan dan Dokumentasi)
RISALAH JUM'AH Persatuan Islam.

Artikel KABAR5 Lainnya :

Scroll to top