Daht dan Naht

        Daht adalah tenaga dalam, tenaga ini tumbuh didalam diri hayawan (manusia dan hewan) sebagai karunia Tuhan semesta alam, serta merupakan unsur beladiri.
        Naht disebut juga daya sihir, arti naht itu sendiri ialah "tenaga luar atau tenaga bantuan". Naht dapat terjadi apabila setan datang mebantu, dan bantuan itu terkadang datang dengan tidak dipinta. Naht adalah rancangan iblis untuk meratakan fitnah.

       Daht tersimpan pada  ulught, ya'ni serabut saraf otot terdalam di bawah saraf-saraf perasa pada kulit. Karena itulah tenaga daht disebut tenaga dalam, hanya saja orang tidak tahu menyebut naht pun sebagai tenaga dalam. Padahal naht tenaga luar, sebuah pinjaman yang datang dari luar kemampuan. Daht pada manusia dapat bangkit ketika sedang marah atau ketakutan.

        Binatang, khususnya binatang buas yang hidup di hutan dianugerahi daht oleh Allah yang selamanya aktif dan tidak memerlukan pengkajian. Kapan saja ia membutuhkannya, daht tersebut akan wujud, baik untuk membela dirinya dari bahaya atau untuk menangkap mangsanya. Berbeda dengan daht yang ada pada manusia (yang belum melatih daht-nya), munculnya itu hanya saat dia marah, saat ketakutan atau saa sedang panik.

        Binatang buas memiliki medan daht tersendiri dan tiap-tiap jenis mempunyai perbedaan, baik medan, bentuk dan kekuatannya. Singa jantan, Harimau kumbang, Harimau Benggala mempunyai kekuatan daht 98 kali lipat dari daht orang biasa. Singa jantan daht-nya berbentuk bulat telur, daht tersebut memancar antara dua kaki muka. Sedangkan daht yang memancar dari sorot mata, gigi depan dan auman suaranya tidak sedahsyat daht Harimau Benggala. Manusia biasa jika berada dalam medan daht binatang buas akan lumpuh.
  
         Sebenarnya daht manusia dapat melebihi daht binatang buas, baik kekuatan maupun medannya. Apabila daht sedang tidur itu dibangunkan dengan cara jurus yang baik, teratur, tekun, disertai dengan pernafasan dan dalam jangka waktu yang lama serta tanpa wirid apapun.

        Adapun kegunaan daht hanyalah untuk membantu, misalnya membantu kerasnya pukulan, tendang, dingginya loncatan, kecepatan lari, melumpuhkan musuh dengan cara menyalurkan pada sorotan mata dan suara.

        Berkata Syukhu Urwati, "Orang bodoh dalam bela diri malah menjadikan daht sebagai andalannya. ketangkasan berjurus mereka kesampingkan. Adakalanya mereka bertapa, berpuasa, membaca mantra-mantra, tetapi daht itu tidak mereka hasilkan sebagai pembantu yang nyata. Yang mereka hasilkan itu adalah naht alias sihir".

        Dan Syukhu lainnya berkata. " Bila sesorang melawan musuh dengan hanya mengandalkan daht, ia bagaikan tikus yang melawan rajawali".
   
        Naht alias sihir dari sejak dulu sudah tersebut dalam Tarikh Babil, Assiriyyah, Kartaghu pada zaman pemerintahan Tin Hinan masa Fir'aun-fir'aun mesir, kemudian Yunani, Romawi, Cina dan Hindustan.

         Naht dan ahli bid'ah sangat erat hubungannya. Bersamaan dengan berkembangnya faham sufi, naht tidak ketinggalan dengan menggunakan istilah karomah, wirid dan lain-lain. Ulama sufi menyembunyikan naht agar orang tertarik dengan sufinya.
 
          Seseorang yang bernama Zawni berguru kepada seorang alim di kawasan Parsi yang dianggapnya wali Allah. Alim tersebut mengajarkan wirid-wirid yang gunanya di antaranya untuk memanggil yang Ghaib. Pada suatu waktu Zawni oleh sang alim disuruh keluar diri diwaktu dini hari dan disuruhnya membaca wirid-wirid untuk memanggil yang ghaib., dimana sebelumnya harus tasbih rabith dulu. Zawni dengan khidmat melaksanakannya. Apa yang terjadi? Zawni jatuh tengkurap ketika melihat makhluk raksasa yang ia lihat hanya sebagian wajahnya. Maka Zawni berkata kepada sang alim, " Siapa ia itu? " jawa sang alim "Itulah Rijalul Ghaib".

        Siapa pun pelakunya dan bagaimana pun caranya, bila disertai wirid-wirid, yang dihasilkan bukan tenaga daht melainkan tenaga nah sihir, tenaga luar, tenaga bantuan dari jin-jin kafir alias syetan.
(Disarikan dari kitab Daht wa Naht, Telip Syiharani. Diterjemahkan oleh Hang Nandera Abu Bakar, Air jernih batang Uyun Merbau-Riau 12 Rabi'ul Awwal 1312 H).

  

      

Artikel KABAR5 Lainnya :

Scroll to top