Setiap orang yang didalam hatinya terdapat keimanan, tentu akan meyakini bahwa kehidupan dunia ini akan ada akhirnya. Dan setelahnya akan datang kehidupan jilid kedua yang lebih kekal, yaitu kehidupan akhirat. Tidak ada seorang pun yang tahu kapan kiamat akan terjadi, kecuali Allah swt sebagaimana dijelaskan dalam surah al-A’raf ayat 187. Kemudian didalam hadits riwayat Imam Bukhori dikisahkan bahwa Malaikat Jibril pernah mendatangi Nabi saw dimasjid, bahkan saat itu disaksikan oleh para sahabat. Jibril bertanya kepada nabi saw mengenai iman, islam dan ihsan. Semuanya dijelaskan oleh Nabi. Tapi ketika malaikat Jibril bertanya, “Kapan kiamat akan terjadi?”. Jawaban Rasul “Jangankan yang ditanya, yang bertanya pun tidak tahu”. Artinya jangankan Nabi Muhammad, Malaikat Jibril saja tidak tahu kapan kiamat akan terjadi.
Didalam al-quran surah Muhammad ayat 18, Allah menyebutkan bahwa tanda-tanda kiamat itu sudah datang kepada kita semua. Imam al-Qasimi menyebutkan didalam tafsirnya ada 2 tanda yang sudah datang kepada kita terkait ayat tersebut. Pertama, dengan diutusnya Nabi Muhammad sebagai Nabi dan Rasul terakhir, berarti Allah tidak akan mengutus lagi nabi dan rasul setelahnya. Yang kedua, dengan disempurnakannya islam sebagai agama Allah, berarti Allah tidak akan menurunkan lagi agama setelahnya. Ini menjadi isyarat bahwa dunia sebentar lagi akan segera berakhir.
Dalam hadits riwayat Imam Ibnu Majah, Rasulullah saw bersabda “an-Nadamu taubatun” (Menyesali perbuatan dosa adalah taubat). Tentu saja penyesalan itu akan menjadi taubat jika dilakukan sebelum ajal datang atau sebelum kiamat terjadi. Sebab jika penyesalan itu dilakukan setelah ajal datang atau kiamat terjadi, atau nanti setelah sampai diakhirat, maka penyesalan tersebut termasuk kedalam penyesalan yang sia-sia. Diujung surah Muhammad ayat 18 Allah berkata “ Apalah gunanya kesadaran mereka jika kiamat sudah terjadi”.
Rasul juga mengingatkan didalam hadits riwayat Tirmidzi bahwa pada dasarnya semua manusia kelak dikemudian hari akan menyesal. Jika dia adalah orang baik, orang yang sholeh, akan menyesalnya itu karena kurang maksimal dalam beribadah. Atau karena tidak beribadah lebih banyak dan lebih bagus dari yang sekarang. Sementara orang yang durhaka akan menyesal karena tidak berhenti berbuat dosa dari dulu, sebelum malaikat Ijroil datang menjemput atau sebelum kiamat terjadi.
Salah satu contoh penyesalan yang sia-sia di Akhirat nanti adalah penyesalannya ‘Azar ayahnya Nabi Ibrohim as. Didalam kitab Shohih Bukhori dijelaskan bahwa pada hari kiamat nanti nabi Ibrohim oleh Allah akan dipertemukan dengan ayahnya Azar dalam suasana yang sangat jauh berbeda. Nabi Ibrohim berada dalam keadaan yang senang dan gembira, sementara ayahnya berada dalam keadaan yang penuh duka dan derita. Nabi Ibrohom selaku nabi dan rasul serta kekasih Allah saat itu terbukti tidak bias menolong bapaknya sendiri. Ketika itu ia hanya bias menyalahkan kepada ayahnya, kenapa dahulu tidak menerima terhadap ajakanku?. Azar kemudian menyesal dan berjanji akan menuruti ajakan Nabi Ibrohim. Tetapi apalah gunanya penyesalan Azar pada waktu itu, semuanya sudah sangat terlambat. Walaupun nabi Ibrohim memintakan ampunan untuk ayahnya, Allah menolaknya. Penyesalan Azar tidak termasuk taubat, sebab baru dilakukan setelah sampai diakhirat.
Mudah-mudahan dengan adanya kisah ini, kita semua bias tersadarkan bahwa penysalan atas dosa itu harus dilakukan dari sekarang juga, sebelum ijroil dating menjemput atau sebelum kiamat terjadi.