Wakil Sekretaris Jendral MUI, Abdul Ghaffar Rozin mencatat sebanyak 584 kiai telah meninggal dunia selama pandemi virus corona (Covid-19) menerpa Indonesia.
Data itu didapatkan berdasarkan catatan Rabithah Ma'ahid Islamiyah (RMI) PBNU. "Dalam catatan RMI, hingga 4 Juli 2021, sebanyak 584 kiai wafat selama pandemi virus corona," kata Rozin dalam keterangannya resminya yang dikutip dari situs resmi MUI, Rabu (7/7).
Meski demikian, Rozin tak merinci khusus apakah semua kiai yang wafat itu akibat terinfeksi virus corona atau tidak. Ia hanya mengatakan Covid-19 turut menjangkit para pemimpin pesantren di wilayah Jawa dan Madura.
Bahkan, terjadi peningkatan jumlah kiai dan ulama yang menderita Covid-19. "Peningkatan penularan yang sangat signifikan terhadap para kiai dan pengasuh pesantren terutama di seluruh wilayah Madura dan wilayah lain seperti Jawa Tengah utara seperti Pati, Kudus, Demak, Jepara, dan daerah lainya secara merata," kata Rozin.
Di sisi lain, Rozin mengatakan Pesantren pasti memiliki kesadaran yang tinggi terkait bahaya Covid-19. Namun, kondisi itu berubah setelah Hari Raya Idulfitri tahun ini.
Kondisi di masyarakat, kata dia, banyak yang mulai bosan dan diiringi dengan kembalinya aktivitas pendidikan di pondok pesantren. Lebih lanjut, dia menjelaskan, kondisi ini turut diperparah dengan munculnya varian Delta virus corona. Sehingga menjadi salah satu faktor dalam meningkatnya kasus Covid-19 di lingkungan pondok pesantren.
"Untuk para jamaah, alumni, dan wali santri agar menghindari mengundang kiai untuk hadir dalam acara yang dapat mengundang banyak orang. Cukup meminta, doa restu saja kepada sang kiai," kata Rozin.
Mulai Hari Ini Rozin turut mengimbau kepada pondok pesantren yang ruang pendidikannya berada di dalam kompleks. Pertama, agar melaksanakan protokol kesehatan yang ketat. Kedua, jangan memulangkan santri dan membatasi keluar masuk tamu. "Dan menyiapkan ruang isolasi dan standarnya," kata dia.