Hallo!! sahabat sekalian. :D Kali ini saatnya saya membahas tentang cinta untuk pertama kalinya di postingan ini. Sebagai Tokoh yang akan memaparkan masalah cinta ini, yakni Abu al-Ghifari. Beliau menulisnya dalam sebuah buku yang berjudul "Bengkel Cinta" mengenai Cinta yang universal. Oke! Langsung saja kita mulai..
Cinta itu universal. Namun ada yang baku, ada juga yang harus diusahakan, atau dicari. Ada cinta yang umum ada juga yang khusus. Orang tua mencintai anak dan sebaliknya, itu cinta yang sudah baku dan umum (sudah biasa). Mencintai kebaikan juga cinta yang umum. Mencintai hewan atau tumbuhan termasuk cinta yang khusus. Tidak semua orang cinta binatang atau tumbuhan tertentu. Namun mencintai Sang Khalik (Allah SWT), bukan termasuk cinta umum dan bukan juga termasuk cinta khusus, melainkan harus menjadi cinta sejati. Cinta sejati adalah cinta yang tak luntur (sejati). Mencintai manusia, hewan atau tumbuhan ada batasnya. Suatu saat akan hilang. Sementara Allah SWT Maha kekal, maka cinta kita kepada-Nya harus kekal (sejati).
Yang termasuk cinta khusus dan paling populer adalah cinta seorang laki-laki terhadap seorang wanita. Dikatakan cinta khusus karena tidak semua wanita dicintai begitu juga sebaliknya. Hanya lawan jenis tertentu yang menjadi sang kekasih. Jika laki-laki A cinta pada wanita , maka belum tentu laki-laki C juga mencintai wanita B. Itulah cinta khusus yang sangat populer dan menjadi bumbu kehidupan yang tak henti-hentinya menjadi bahan pembicaraan.
Kategori cinta ini bahkan telah lama menjadi berhala dan para pelakunya menjadi legenda yang tak henti-hentinya dikenang zaman. Mereka yang mewakili cinta kategori ini adalah Khalil Ghibran Selman al-Karimi, Romeo & Juliet, Siti Nurbaya-Syamsul Bahri, Rma-Dewi Shinta, dan lain-lain. Kisah -kisah para pejuang cinta itu sekalipun hanya di dunia dongeng, tapi tetap mendapat hati di kalangan remaja.
Cinta kategori ini adalah fitrah yang tidak boleh di pungkiri. Hanya saja kecintaan itu jangan menjadi berhala yang menghalangi kecintaan kepada Allah SWT. bagaimana pun, wanita (atau laki-laki) yang dicintai adalah sosok makhluk yang nantinya akan mati juga, hanya Allah SWT-lah Yang Maha Abadi.
Sumber : Bengkel Cinta hal. 27