Pendidikan Indonesia semakin hari-semakin ditingkatkan oleh pemerintah . Bahkan, beberapa sumber menyatakan bahwa kurikulum yang diterapkan di Indonesia ini selangkah lebih maju dari negara-negara lainnya. Jika di Indonesia pelajaran-pelajaran SMA, maka di negara lain pelajaran SMA yang di Indonesia itu adalah materi pelajaran untuk jenjang perkuliahan.
Maka pantaslah jika kejuaraan-kejuaraan olympiade Matematika, Fisika, dan Kimia tingkat dunia selalu dimenangkan oleh para pelajar dari Indonesia. Tapi mengapa negara Indonesia tetap saja menduduki kursi negara berkembang dan tidak maju-maju? Bahkan kita tahu bahwa orang-orang hebat yang berasal dari Indonesia lebih memilih hidup diluar negeri dari pada tinggal di negeri sendiri. Kenapa? Karena di luar negeri mereka lebih dihargai dari pada di Indonesia sendiri.
Sebagai contoh, di Indonesia para Ilmuwan, profesor dan Doktor hanya diberi gaji sekitar 11 sampai 15 juta per bulan. Sedangkan di Jepang, seorang guru TK saja bisa digaji sampai 40 juta per bulan. Di negara yang diselimuti gurun pasir seperti Arab pernah terjadi suatu hal yang menakjubkan. Seorang mahasiswa yang menimba ilmu disana selalu dibuat terkaget-kaget karena setiap bulannya ia selalu mendapat kiriman uang sekitar 40 juta dari seseorang yang tidak diketahui. Selama ia kuliah disana, uang itu terus dikirim tiap bulannya sampai mahasiswa tersebut lulus dari kuliahnya. Barulah setelah ia lulus, seseorang memberi tahukan kepadanya bahwa orang yang selama ini selalu mengiriminya uang 40 juta per bulan adalah seorang tukang es krim. Subhanallah... di Arab, seorang tukang es krim saja bisa bershadaqah sebesar 40 juta per bulannya. Sedangkan di Indonesia, orang-orang kesusahan untuk mendapatkan uang. Apalagi untuk bershadaqah 40 juta per bulan.
Bahkan menurut kabar yang beredar, di Arab Saudi itu orang-orang yang tidak bekerja pun (pengangguran) digaji oleh pemerintah. Tapi hebatnya, dari mereka tidak ada yang mau menerimanya. Mereka lebih memilih berusaha untuk mencari dan mendapatkan pekerjaan dari pada diberi uang karena pengangguran. Coba kita bandingkan hal ini dengan keadaan di Indonesia. Jauh sekali bukan?
Inilah salah satu hal yang menjadi PR pemerintah untuk memajukan negara subur ini. Karena berbagai orang-orang hebat, sumber daya alam yang melimpah, semuanya ada di Indonesia. Tinggal bagaimana peran pemerintah dalam memanfa’atkan semua ini sesua dengan kebutuhan masyarakat dan Agama Islam sebagai agama mayoritas Negara Indonesia.
Maka pantaslah jika kejuaraan-kejuaraan olympiade Matematika, Fisika, dan Kimia tingkat dunia selalu dimenangkan oleh para pelajar dari Indonesia. Tapi mengapa negara Indonesia tetap saja menduduki kursi negara berkembang dan tidak maju-maju? Bahkan kita tahu bahwa orang-orang hebat yang berasal dari Indonesia lebih memilih hidup diluar negeri dari pada tinggal di negeri sendiri. Kenapa? Karena di luar negeri mereka lebih dihargai dari pada di Indonesia sendiri.
Sebagai contoh, di Indonesia para Ilmuwan, profesor dan Doktor hanya diberi gaji sekitar 11 sampai 15 juta per bulan. Sedangkan di Jepang, seorang guru TK saja bisa digaji sampai 40 juta per bulan. Di negara yang diselimuti gurun pasir seperti Arab pernah terjadi suatu hal yang menakjubkan. Seorang mahasiswa yang menimba ilmu disana selalu dibuat terkaget-kaget karena setiap bulannya ia selalu mendapat kiriman uang sekitar 40 juta dari seseorang yang tidak diketahui. Selama ia kuliah disana, uang itu terus dikirim tiap bulannya sampai mahasiswa tersebut lulus dari kuliahnya. Barulah setelah ia lulus, seseorang memberi tahukan kepadanya bahwa orang yang selama ini selalu mengiriminya uang 40 juta per bulan adalah seorang tukang es krim. Subhanallah... di Arab, seorang tukang es krim saja bisa bershadaqah sebesar 40 juta per bulannya. Sedangkan di Indonesia, orang-orang kesusahan untuk mendapatkan uang. Apalagi untuk bershadaqah 40 juta per bulan.
Bahkan menurut kabar yang beredar, di Arab Saudi itu orang-orang yang tidak bekerja pun (pengangguran) digaji oleh pemerintah. Tapi hebatnya, dari mereka tidak ada yang mau menerimanya. Mereka lebih memilih berusaha untuk mencari dan mendapatkan pekerjaan dari pada diberi uang karena pengangguran. Coba kita bandingkan hal ini dengan keadaan di Indonesia. Jauh sekali bukan?
Inilah salah satu hal yang menjadi PR pemerintah untuk memajukan negara subur ini. Karena berbagai orang-orang hebat, sumber daya alam yang melimpah, semuanya ada di Indonesia. Tinggal bagaimana peran pemerintah dalam memanfa’atkan semua ini sesua dengan kebutuhan masyarakat dan Agama Islam sebagai agama mayoritas Negara Indonesia.